Sabtu, 14 April 2012

Tugas Morfologi


Saya mencoba membandingkan awalan meng- dalam TBBBI dengan pendapat awalan Me- dari bapak Djoko Kentjono.
Menurut TBBBI meng- mewakili semua alomorf karena bentuk meng- terdapat dimuka dasar yang diawali dari keenam vokal Indonesia dan dengan konsonan /k/, /g/, /h/, /x/ sehingga meng- merupakan bentuk yang paling luas distribusinya. Kita dapat lihat dari kaidah morfofonemik untuk prefiks meng- yaitu:
  1. Bentuk meng- tetap menjadi meng- /m∂η/ jika dasar dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /∂/, /k/, /g/, /h/, atau /x/, kecuali fonem /k/ luluh menjadi /η/.
Contoh: meng- + ambil         mengambil
              meng- + ikat             mengikat
              meng- + ukur           mengukur
              meng- + eja              mengeja
              meng- + olah                        mengolah
              meng- + kasih          mengasih
              meng- + ganti           mengganti
              meng- + hasut          menghasut
  1. Bentuk meng- berubah menjadi me- jika dasar dimulai dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /r/, /y/, atau /w/.
Contoh: meng- + lihat           melihat
              meng- + makan        memakan
              meng- + nikah          menikah
              meng- + rayu           merayu
              meng- + wajibkan    mewajibkan
              meng- + nyatakan    menyatakan
              meng- + nganga       menganga
  1. Bentuk meng- berubah menjadi men- /m∂n/ jika dasar dimulai dengan fonem /d/ atau /t/, yang perlu diperhatikan pada fonem /t/ pada kata tanam dan tunduh akan luluh kedalam fonem /n/.


Contoh: meng- + duga          menduga
              meng- + tanam         menari
              meng- + tari             menari
  1. Bentuk meng- akan berubah menjadi mem- /m∂m/ jika ditambah pada dasar yang dimulai dengan fonem /b/, /p/, /f/, yang perlu diperhatikan pada fonem /p/, dari patuhi dan pakai akan luluh kedalam fonem /m/.
Contoh: meng- + babat         membabat
              meng- + pangkas     memangkas
              meng- + fitnah         memfitnah
  1. Bentuk meng- akan berubah menjadi men-/m∂ñ/ jika ditambah dasar yang dimulai dengan fonem /c/, /j/, /s/, /Š/, yang perlu diperhatikan pada fonem /s/ luluh kedalam fonem /ñ/.
Contoh: meng- + caci            mencaci
              meng- + jatuhkan    menjatuhkan
              meng- + sadari         menyadari
              meng- + syaratkan  mensyaratkan
Sedangkan menurut bapak Djoko Kentjono bukan meng- yang distribusinya paling luas, tetapi me-lah yang paling luas distribusinya. Karena me- terdapat dimuka dasar yang diawali dengan salah satu dari /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /l/, /r/, /y/, /w/, /p/, /t/, /k/, /s/ dengan catatan bahwa dalam pertemuan dengan me- /p/, /t/, /k/, /s/ menjadi  /m/, /n/, /ŋ/ dan /ñ/. Dan tidak hanya imbuhan saja yang boleh mempunyai alomorf lebih dari satu, tetapi kata dasar juga boleh memiliki alomorf lebih dari satu. Kata dasar {pasang}, {tanam}, {kupas}, dan {susun}, mempunyai alomorf /masaŋ/, /nanam/, /ŋupas/, /ñusun/.
Contoh: me- + potong           memotong
              me- + tulis                menulis
              me- + kira                 mengira
              me- + susun             menyusun
Dari dua pandangan diatas secara objektif saya menilai pendapat bapak Djoko Kentjono terlihat lebih tepat dari bukti-bukti yang ada. Pertama kaidah morfofonemik yang ditulis dalam TBBBI tidak sesuai dengan praktik yang ada. TBBBI memberikan contoh pemenggalan kata me-ngenai (hlm. 18, 200), me-makai (144,279,281), me-nyiksa (385) dari penggalan kata tersebut TBBBI sudah melanggar kaidah morfofonemik. Seharusnya jika ia menggunakan kaidah morfofonemik yang berbicara imbuhan memiliki alomorf lebih dari satu, pemenggalan yang seharusnya dilakukan adalah meng-enai, mem-akai, meny-iksa. Namun TBBBI tidak menggunakan itu dan itu menunjukan bahwa semua berawalan me-, bukan meng-, mem-, men-, meny-. Dan hal ini diperkuat beberapa contoh pemenggalan kata dari KBBI (Edisi IV):
/p/ : me.ma.ku, me.ma.cul, me.ma.dam.kan, me.ma.gar, me.ma.ku.
/t/  : me.na.brak, me.na.bur, me.na.han, me.nu.lis, me.nu.ju.
/k/ : me.nga.ba.ri, me.nga.bul.kan, me.nga.cau, me.nga.il, me.nge.jar.
/s/  : me.nya.bet, me.nya.lin, me.nyu.dahi, me.nyi.kat, me.nya.ji.kan.
Selanjutnya dalam kaidah morfofonemik 1, 3, 4, dan 5, TBBBI tidak menjelaskan makna “luluh ke dalam”. Makna yang terdapat dalam KBBI IV tidak ada yang pas untuk “luluh kedalam” ke empat konteks morfofonemik diatas, kecuali jika terjadi kesalahan cetak dalam kamus besar itu.
Seperti berikut: meng-          +          pakai
                                                                 
        Berubah menjadi          /p/ luluh kedalam fonem /m/
                                               
               Mem-                       makai ?
                             

                           Memmakai                                      atau /m/ milik bersama dua morfem?
Kemudian dalam pembentukan kata ulang seperti memukul-mukul, menanam-nanam, mengejar-ngejar, menyapu-nyapu. Mukul adalah salah satu alomorf {pukul}, nanam adalah salah satu alomorf {tanam}, ngejar adalah salah satu alomorf dari {kejar}, dan nyapu adalah salah satu alomorf dari {sapu}. Dari pembentukan kata  ulang di atas terlihat bahwa kata dasar juga boleh memiliki alomorf lebih dari satu.

1 komentar:

  1. Jika fonem /k, p, s, t/ yang luluh menjadi /ng, m, ny, n/, bagaimana dengan kata memprotes dan mengkredit? Apakah /p/ dan /t/ luluh menjadi /mp/ dan /ngk/ ?

    BalasHapus