2.1Penilaian
Pelaksanaan Wawancara
a.
Aspek
yang dinilai dari wawancara:
Sesuai dengan karakteristik
wawancara, pada dasarnya aspek-aspek wawancara yang menjadi sasaran penilaian
itu dapat dibedakan atas dua kelompok. Pertama, adalah kelompok aspek wawancara
yang bersifat kebahasaan. Dan kedua, adalah kelompok aspek wawancara yang
bersifat nonkebahasaan.
Kelompok aspek wawancara pertama,
yaitu bersifat kebahasaan, meliputi: (1) ucapan atau lafal, (2) tekanan kata,
(3) nada/irama, (4) persendian, (5) kosakata/ungkapan, dan (6) variasi/struktur
kalimat. Adapun kelompok aspek wawancara nonkebahasaan, meliputi aspek: (1)
kelancaran, (2) penguasaan materi, (3) keberanian, (4) keramahan, (5)
ketertiban, (6) semangat, dan (7) sikap.
Agar kita dapat member nilai “benar”
terhadap masing-masing aspek wawancara tersebut, kita harus membuat pedoman
penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan bantu penilaian. Sebagai bahan
pertimbangan atau bahan perbandingan dalam rangka kita mengembangkan pertanyaan
bantu penilaian, paparan berikut ini baik kita perhatikan.
1)
Aspek Ucapan/ Lafal
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a.
Sangat
jelaskah ucapannya sehingga maksudnya sangat mudah dipahami?
b.
Sama
sekalikah tidak terpengaruh ucapan bahasa daerah sehingga pembicara tidak
dikenali sebagai penutur bahasa daerah tertentu?
c.
Apakah
ucapannya kurang jelas, sehingga maksud pembicaraannya agak sukar dipahami?
d.
Masih adakah
pengaruh ucapan bahasa daerah, sehingga pembicara dapat dikenali sebagai
penutur bahasa daerah tertentu?
e. Tidak jelas sama sekalikah ucapannya sehingga
maksud tuturannya tidak bias ditangkap?
2)
Aspek Tekanan
Dalam bahasa Indonesia, tekanan pada suku
kata keberapa tidaklah menjadi soal, karena pergeseran letak tekanan kata ini
tidak mempengaruhi artinya. Dalam hubungannya dengan keterampilan berbicara,
keras dan nyaringnya suara ternyata lebih penting untuk diperhatikan. Keras dan
nyaringnya suara ternyata sangat berpengaruh pada kejelasan pesan pembicaraan.
Akan tetapi, kalau memang ada pengaruh tekanan kata bahasa daerah atau bahasa
asing, wicaranya akan terasa aneh atau janggal. Hal ini merupakan petunjuk
kadar kebakuan bahasa yang dipakai, dan bukan kadar kejelasan arti yang
didukungnya.
Adapun pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai adalah:
a. Cukup keras dan nyaringkah wicaranya sehingga
mudah sekali ditangkap maksudnya?
b. Kurang keras dan kurang nyaringkah wicaranya
sehingga sukar ditangkap maksudnya?
c. Terlalu keraskah suaranya, sehingga
menimbulkan gangguan komunikasi?
d. Sangat anehkah wicaranya karena banyaknya
pengaruh tekanan bahasa daerah?
e. Agak anehkah wicaranya karena ada sedikit
pengaruh tekanan kata bahasa daerah?
3)
Nada/ Irama
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Terlalu tinggikah nada wicaranya?
b. Terlalu rendahkah nada wicaranya?
c. Adakah digunakan variasi nada yang wajar?
d. Sangat kurangkah penggunaan variasi nada, sehingga wicaranya
kedengaran bernada tunggal atau monoton?
e. Adakah keanehan penggunaan nada/irama,
sehingga wicaranya terdengar lucu?
4)
Persendian
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Tidak adakah kesalahan penempatan jeda dalam
kalimat, sehingga maksud kalimat jelas sekali?
b. Adakah kesalahan penempatan jeda sehingga
maksud kalimatnya agak kabur?
c. Banyakkah kesalahan penempatan jeda, sehingga
maksud kalimatnya sama sekali tidak bias dipahami?
d. Terlalu banyakkah kesalahan penempatan jeda,
sehingga maksud kalimatnya sama sekali tidak dapat dipahami?
e. Terlalu cepatkah wicaranya, sehingga tidak
dikenali penempatan jedanya?
5)
Kosakata/ Ungkapan
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Tidak ada sama sekali kesalahan atau kekurangtepatan
memilih kata, sehingga serasi dengan konteks kalimatnya?
b. Adakah kesalahan pemilihan kosakata/ungkapan,
sehingga kalimatnya terasa janggal?
c. Banyakkah kesalahan pengguna
kosakata/ungkapan, sehingga pembicaraannya sukar dipahami?
d. Agak terbataskah kosakata/ungkapan yang
digunakan pembicara, sehingga pembicaraannya sukar dipahami?
e. Sangat terbataskah kosakata/ungkapan yang
digunakan, sehingga proses komunikasi sangat terhambat?
6)
Variasi/ Struktur kalimat
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Tidak ada sama sekalikah kesalahan struktur
kalimat?
b. Adakah digunakan variasi struktur kalimat
sehingga wicara selalu segar?
c. Tidak adakah penggunaan variasi struktur kalimat,
sehingga wicaranya membosankan?
d. Adakah kesalahan-kesalahan struktur kalimat,
sehingga ada gangguan komunikasi?
e. Terlalu banyakkah kesalahan struktur kalimat,
sehingga komunikasi benar-benar terganggu?
7)
Kelancaran
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Lancar sekalikah wicaranya, sehingga proses
komunikasi agak terganggu?
b. Agak kurang lancarkah wicaranya, sehingga
proses komunikasinya benar-benar terganggu?
c. Sering ragukah/ sering berhentikah dalam berbicara?
8)
Penguasaan isi/ materi Wicara
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Kuat sekalikah/ agak kurangkah/ cukup
kuatkah/ sangat kurangkah penguasaan isi materi?
b. Terpaksa berhentikah ia dalam berbicara,
karena sama sekali tidak menguasai isi materi?
9)
Keberanian
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat dipakai:
a. Sangat
memadaikah keberaniannya, sehingga wicaranya sangat lancar?
b. Memadaikah keberaniannya, sehingga wicaranya
tidak mengalami hambatan?
c. Cukup memadaikah keberaniannya, sehingga
wicaranya cukup lancar?
d. Kurang memadaikah keberaniannya, sehingga
wicaranya kurang lancar?
e. Sangat kurang memadaikah keberaniannya,
ssehingga wicaranya sangat kurang lancar?
10) Keramahan
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Sangat ramahkah ia, sehingga tercipta
hubungan yang sangat akrab dan hangat antara pewawancara dan yang diwawancarai?
b. Cukup ramahkah ia, sehingga tercipta hubungan
yang cukup akrab dan hangat antara pewawancara dan yang diwawancarai?
c. Kurang ramahkah ia, sehingga tercipta
hubungan yang kurang hangat antara pewawancara dan yang diwawancarai?
d. Sangat kurang ramahkah ia, sehingga tercipta
hubungan yang sangat kurang akrab dan sangat kurang hangat antara pewawancara
dan yang diwawancarai?
e. Angkuh sekalikah ia, sehingga hubungan antara
pewawancara dan yang diwawancarai renggang sekali karena pendengarannya apatis?
11) Ketertiban
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Tertib sekalikah ia menyampaikan
pembicaraannya, sehingga sangat mudah dipahami?
b. Cukup tertibkah ia menyampaikan
pembicaraannya, sehingga wicaranya cukup mudah dipahami?
c. Kurang tertibkah ia menyampaikan
pembicaraannya, sehingga secara keseluruhan wicaranya kurang bisa dipahami?
d. Kacau-balaukah ia menyampaikan
pembicaraannya, sehingga wicaranya sukar sekali dipahami?
e. Sangat kacau-balaukah ia menyampaikan
pembicaraannya, sehingga wicaranya hampir sama sekali tidak dapat dipahami?
12) Semangat
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat dipakai:
a.
Sangat
tinggikah semangatnya, sehingga suasana pembicaraan sangat bergairah dan hidup?
b.
Cukup
tinggikah semangatnya, sehingga suasana pembicaraan cukup bergairah dan hidup?
c.
Kurang
tinggikah semangatnya, sehingga suasana pembicaraan kurang bergairah dan hidup?
d.
Sangat
kurang tinggikah semangatnya, sehingga suasana pembicaraan begitu lesu dan
mati?
e.
Tidak ada
sama sekalikah semangatnya, sehingga suasana pembicaraan tidak membuahkan rasa
komunikasi sama sekali?
13) Sikap
Pertanyaan bantu penilaian yang dapat
dipakai:
a. Sangat seringkah ia melakukan gerak-gerik
yang tidak menunjang wicaranya (bermain kancing baju, menggigit pulpen)?
b. Terlalu banyakkah menggunakan gerak tangan
selama berbicara?
c. Adakah dia bergerak tanpa maksud apa-apa?
d. Adakah ia maju-mundur dalam posisi duduk
tanpa maksud apa-apa?
e. Adakah ia terlalu banyak melihat ke luar
ruangan, langit-langit, jendela, pintu, dsb?
2.2 Penilaian
Wawancara Secara Aspektual
Jika kita
seorang guru dan harus mengamati jalannya wawancara yang dilakukan oleh murid
kita, maka menggunakan penilaian aspektual saja, yang artinya menilai salah
satu aspek tertentu saja.
Contoh jika
kita menilai aspek kosakata/ ungkapan dalam wawancara. Sebelum kita menilai
bagaimana bagaimana kosakata/ungkapanyang dipakai oleh pewawancara dan yang
diwawancarai, Kita harus mengukur aspek itu dengan angka-angka dengan
memperhatikan pernyataan berikut:
1) Tidak adakah sama sekali kesalahan pemilihan
kata?
2) Adakah kesalahan, banyakkah kesalahan, agak
terbataskah, sangat terbataskah kosakata/ ungkapannya?
Untuk
memudahkan kita melaksanakan penilaian aspektual kegiatan wawancara, kita
sebaiknya membuat instrumen penilaian. Dalam instrumen penilaian atau lembar
penilaian aspektual diskusi harus dicantumkan bagian-bagian
(komponen-komponen): (1) Nama Kelompok Wawancara, (2) Aspek yang Dinilai, (3)
Nama Penilai, (4) Nilai, (5) Patokan Penilaian, (6) Penjelasan, (7) Tanda
Tangan Penilai.
2.3 Penilaian
Pidato
Andaikan anda melihat dan mendengarkan
pidato. Sadar atau tidak, anda akan menilai pidato yang anda lihat dan anda
dengar itu. Lalu, anda membuat simpulan. Salah satu simpulan berikut mungkin
merupakan salah satu simpulan anda.
1. Pidato yang anda lihat dan anda dengar itu
sangat berbobot, cukup menarik, dan sangat penting, serta sangat berguna.
2. Pidato yang anda lihat dan anda dengar itu
cukup berbobot, cukup menarik dan cukup penting serta cukup berguna.
3. Pidato yang anda lihat dan anda dengar itu
kurang berbobot, kurang menarik, dan kurang penting, serta kurang berguna.
4. Pidato yang anda lihat dan anda dengar itu
tidak berbobot, tidak menarik, dan tidak penting, serta tidak berguna.
5. Pidato yang anda lihat dan anda dengaritu
sangat tidak berbobot, sangat tidak menarik, dan sangat tidak penting, serta
sangat tidak berguna.
Di sini anda
diajak untuk memahami perihal penilaian pidato dan terampil menilai pidato.
Dengan pemahaman dan keterampilan itu, semua simpulan yang tersebut di atas
dapat dijelaskan berdasarkan prinsip-pinsip penilaian pidato, bukan sekedar
berdasarkan kesan atau impresi. Jika prinsip-prinsip sudah anda pakai dasar,
penilaian anda tentu sudah berciri sistematis atau sudah mengikuti sistem
penilaian yang bersifat akademis.
Untuk mendapatkan pemahaman dan
keterampilan menilai pidato, mulailah dengan memanfaatkan pengetahuan anda
tentang keahlian yang mendukung kinerja seorang orator, yang mencakup kinerja
penguasaan materi, kinerja penguasaan bahasa, dan kinerja penguasaan panggung.
Sejalan dengan itu, penilaian dapat diarahkan pada setiap kinerja tersebut.
Jadi, ada penilaian kinerja penguasaan materi, penilaian kinerja penguasaan
bahasa, dan penilaian kinerja penguasaan panggung.
2.4 Penilaian Penguasan Materi
Pada aspek ini, evaluasi dikenakan pada
penguasaan materi isi pidato. Jabaran penilaian didasarkan pula pada jabaran
aspek materi yang anda nilai. Penilaian dapat dinyatakan dengan
kemungkinan-kemungkinan bentuk berikut.
- Bentuk skor, misalnya skor berentangan
1—10 atau 1—100
- Bentuk skala angka, misalnya skala 1—4
atau 1—5
- Bentuk verbal, misalnya tidak menguasai,
kurang menguasai, cukup menguasai, sangat menguasai.
Ingatlah
bahwa penilaian yang akademis tidak berupa penilaian global. Walaupun pada
akhirnya dapat anda simpulkan, penilaian harus dikenakan pada aspek penguasaan
materi yang lebih rinci. Dengan cara kerja demikian itu, rincian apa yang meski
dinilai dalam pidato? Alternatif jawaban yang dapat dipegang adalah
- Sistematika materi
- Keterincian materi
- Kelengkapan atau kecukupan materi
- Relevansi materi
- Kontribusi materi
- Penilaian
Penguasaan Bahasa
Manfaatkan hasil pengalaman belajar
anda dari kegiatan belajar. Pidato adalah wacana lisan yang disampaikan pada
masa atau publik. Bahasa menjadi media utama dalam pidato. Penguasaan dan kemahiran
bahasa dan berbahasa adalah modal dasar kemahiran seorang orator. Orator
haruslah termasuk pengguna bahasa yang piawai. Orator adalah pengguna bahasa
yang andal dan mampu memberdayakan bahasa untuk menampilkan orasi atau
pidatonya.
Pada penilaian aspek penguasaan
bahasa, penilaian dapat dikenakan pada kemahiran berbahasa seorang pemandu
secara terjabar dan terinci. Jabaran penilaian didasarkan pula pada jabaran
aspek kemahiran berbahasa pidato yang dinilai. Seperti halnya pada penilaian
aspek penguasaan materi, penandaan hasil penilaian pada aspek penguasaan bahasa
juga dapat dinyatakan dengan kemungkinan-kemungkinan bentuk berikut: skor,
bentuk skala angka, dan bentuk kualifikasi verbal.
Ingatlah bahwa penilaian terhadap
aspek kemahiran berbahasa yang akademis tidak berupa penilaian global.
Penilaian harus dikenakan pada aspek penguasaan dan kemahiran bahasa dalam
berpidato secara rinci.
Dengan cara kerja penilaian seperti
terurai di atas, anda akan bertanya apa saja yang harus dinilai dari kemahiran
menggunakan bahasa dalam pidato? Ada sejumlah aspek kemahiran berbahasa dalam
pidato yang anda nilai, yakni kemahiran-kemahiran berikut:
- Kemahiran menggunakan bahasa sesuai
dengan prinsip kerja sama.
- Kemahiran menggunakan bahasa sesuai
dengan prinsip sopan santun
- Kemahiran menggunakan kalimat yang
gramatikal.
- Kemahiran menggunakan bentukan kata yang
gramatikal.
- Kemahiran memilih dan menggunakan kata
secara tepat.
- Kemahiran menggunakan ucapan secara
fasih.
- Kemahiran meggunakan gaya bahasa secara
tepat dan menarik. ken
Lalu nilailah setiap aspek kemahiran
berbahasa tersebut dengan skala angka. Maka, dalam penilaian dapat anda gunakan
format penilaian berikut.
Tabel penilaian:
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
- Evaluasi Penguasaan Panggung
Penguasaan panggung dapat dievaluasi melalui penampilan
diri orator di panggung atau di arena komunikasi massa. Pada aspek ini,
mencakup hal-hal berikut:
- Tampiulan yang mebnampakan percaya diri.
- Arah hadap dan arah pandang yang tepat
dan bervariasi
- Ekspresi wajah yang sesuai dengan makna
tuturan
- Ekspresi wajah yang simpatik
- Gestur
yang sesuai dengan makna tuturan
- Pakaian yang serasi
Setiap jabaran aspek penampilan diri tersebut
dapat anda evaluasi dengan skala angka. Maka, dalam evaluasi yang anda lakukan
dapat menggunakan format berikut.
Tabel Penilaian
No
|
Aspek
Penampilan Diri
|
Skala
|
|
|
|
|
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Tampilan yang menampakkan percaya diri
|
|
|
|
|
|
2
|
Arah hadap dan pandang yang tepat dan
bervariasi
|
|
|
|
|
|
3
|
Ekspresi yang sesuai dengan makna turunan
|
|
|
|
|
|
4
|
Ekspresi wajah yang simpatik
|
|
|
|
|
|
5
|
Gestur yang sesuai dengan makna turunan
|
|
|
|
|
|
6
|
Pakaian yang serasi
|
|
|
|
|
|
Simpulan
|
|
|
|
|
|
|
terimaksih. sangat membantu :)
BalasHapusBest Casinos in Washington DC 2021 - DrmCD
BalasHapusBest Casinos in Washington 평택 출장샵 DC 2021 · 안성 출장샵 Casino at Borgata Hotel Casino & Spa · Borgata Hotel Casino & Spa 남원 출장마사지 · Borgata Hotel Casino 안양 출장안마 & Spa · Borgata Hotel Casino & 경기도 출장마사지 Spa